Gelisah? Bacalah Surat Al Waqi'ah

Habib Quraisy
 
Pembaca yang mulia akhlaknya, dikisahkan bahwa pada era pemerintahannya, Sayyidina Umar Bin Khottob menunjuk Sayyidina Abdullah Bin Mas’ud untuk menjadi hakim di Kufah sekaligus penganggung jawab baitul mal (zaman sekarang mungkin semacam menteri keuangan).

Beliau adalah salah satu sahabat agung yang meriwayatkan sekitar delapan ribu hadits Nabi Muhammad Shollohu alaihi wa sallam. Kealiman dan kedekatannya dengan Nabi menjadikan Beliau sebagai sosok yang sangat dihormati, apalagi Beliau juga merupakan hakim dan menteri yang menjabat selama bertahun-tahun hingga zaman Sayyidina Utsman bin Affan. Dengan segala kelebihan yang Beliau miliki, Ia tetap menjadi sosok yang low profile, hidup dengan penuh kesederhanaan karena pendapatan yang Beliau dapatkan habis untuk membantu masyarakat di sekitarnya.

Pada suatu hari Beliau berkunjung ke Madinah untuk menziarahi Makam Rasulullah Shollallohu alaihi wa sallam dan mengunjungi keluarganya. Setibanya di sana Beliau jatuh sakit dan karena keterbatasan ekonomi akhirnya Beliau hanya dirawat seadanya oleh putra dan keluarganya.

Kabar tentang sakitnya ini tersebar begitu cepat di Madinah hingga berita pun sampai kepada Sayyidina Utsman bin Affan yang saat itu tengah menjabat sebagai khalifah. Mendengar kabar ini Sayyidina Utsman bergegas menjenguk lantas bertanya kepada nya, “Wahai Abdullah, katakan kepadaku apa yang engkau butuhkan untuk mengobati sakitmu”. Beliau menjawab, “ Tidak wahai Kholifah, aku tidak membutuhkan apapun, Aku hanya butuh kepastian bahwa ALLAH mengampuniku”.

Mendengar jawaban itu dan melihat kondisinya yang semakin melemah Sayyidina Utsman pun melanjutkan pertanyaannya, “Apakah Engkau membutuhkan hadiah atau harta untuk engkau jadikan sebagai peninggalan untuk anak-anakmu?”. “Tidak Wahai Menantu Rasulullah, aku sama sekali tidak mengkhawatirkan kebutuhan mereka, karena aku telah mengajari mereka untuk membaca Surat Al-Waqi'ah setiap malam. Sungguh aku pernah mendengar Rasulullah Shollallohu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ اْلوَاقِعَةِ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ لـَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ أَبَدًا
“Barangsiapa rutin membaca Surat Al-Waqiah di setiap malam maka tidak akan mengalami kefakiran untuk selamanya”. (Lihat Kitab Al-Jauharul lu’luiyyah Syarh Arbain Nawawiyyah halaman 61).

Dalam Riwayat yang lain Nabi juga berpesan,
عَلِّمُوْا نِسَائَكُمْ سُوْرَةَ اْلوَاقِعَةِ فَإِنَّهَا سُوْرَةُ اْلغِنَى
“Ajarkanlah anak-anak dan keluargamu untuk membaca Surat Al-Waqiah, karena sungguh surat itu adalah surat untuk mendapatkan kekayaan”. (Lihat Kitab Al-Jauharul lu’luiyyah Syarh Arbain Nawawiyyah halaman 61)

KENAPA GELISAH? KAN ADA WAQIAH
Kita sering gelisah dengan nasib kita atau anak-anak kita sehingga tidak jarang kegelisahan ini membuat kita mengahalalkan segala cara atau meninggalkan perintah ALLAH subhaanahu wa ta’ala. Padahal Nabi telah memberikan jurus pamungkas untuk mendapatkan segala macam kebaikan dan kecukupan dalam hidup.

Yuk, amalkan bareng-bareng! Semoga ALLAH senantiasa melapangkan segala urusan kita, memberi keberkahan dalam hidup kita dan mengihami hati agar selalu bisa bersyukur sehingga selalu merasakan dengan segala yang kita miliki. Ingatlah Saudara-saudariku,
ليس الغنى عن كثرة العرض ولكن الغنى غنى النفس
“Kekayaan dan kebahagiaan itu bukan hanya tentang banyaknya harta saja, akan tetapi kekayaan yang sejati itu adalah memiliki jiwa yang selalu merasa cukup” (Hadits Riwayat Imam Muslim).

Wallahul Musta'an

Dalam upaya menjaga Allah adalah menjaga lisan dari segala bentuk kedustaan, perkataan kotor, adu domba, menggunjing, dan menjaga kemaluan serta menundukkan pandangan.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda;

اضْمَنُوالِيسِتًّامِنْأَنْفُسِكُمْأَضْمَنْلَكُمْالْجَنَّةَ،اُصْدُقُواإذَاحَدَّثْتُمْ،وَأَوْفُواإذَاوَعَدْتُمْ،وَأَدُّواإذَااؤْتُمِنْتُمْ،وَاحْفَظُوافُرُوجَكُمْ،وَغُضُّواأَبْصَارَكُمْ،وَكُفُّواأَيْدِيَكُمْ

“Jika kalian bisa menjamin enam hal, maka aku akan jamin kalian masuk surga: [1] Jujurlah dalam berucap; [2] tepatilah janjimu; [3] tunaikanlah amanatmu; [4] jaga kemaluanmu; [5] tundukkan pandanganmu; [6] dan jaga perbuatanmu.” (HR. Al Hakim:8066 dan Ibnu Hibban: 107)3

Jika seseorang telah menjaga Allah dengan menjaga hak, perintah, dan larangan-Nya, maka konsekuensinya Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Yaitu, “Niscaya Allah akan menjagamu.” Orang yang bersedia untuk menjaga Allah maka Allah akan membalasnya dengan penjagaan pula, bahkan penjagaan Allah tentu lebih baik.

Comments